eta story


“Klasik Belum Tahu Malu”
Kisah klasik semasa kita tidak mengerti,
Perempuan bersikap seperti lelaki,
Dan lelaki calm, seperti perempuan,
Ketika itu kau sangat patuh,
Patuh sekali, terkadang ku merasa kau bukan lelaki,
Apa karna dipandanganku,
Seorang lelaki itu harus gahar?
Lelaki itu harus maco?
Lelaki itu harus bicara dengan keras?
Lelaki itu harus menuruti apa keinginan wanita?
Lelaki itu harus “galak”?
Apakah kau mau menuruti keinginanku?
Mencium bau ketiakku?
Memakai rok bawahku dan bandanaku?
Memakaikan kaus kakiku yang bau?
Mengikatkan tali sepatuku?
Kawan, kau lelaki,
Apa harus kau mengalah denganku?
Ketika ku tinju bahumu yang kekar?
Ketika ku sepak kakimu ketika kau malas?
Ketika ku jambak cambangmu,
Yang hanya kepanjangan setengah centi?
Kenapa kau diam?
Kau bisa bicara dengan lantang!
Menyusuri jalan gelap pun kau tergesa,
Nikmati kegelapan, biar kau jua merasa,
Rantai lepas saat bersepedapun kau panik,
Masih banyak cara untuk memperbaiki,
Bisa ambil rotan, daun,
Kalau kau jijik dengan rantai yang berlumer oli,
Kau lelaki, segan sekali mengotori tanganmu,
Banyak air di negri kita,
Kalau susahpun, ku hantar kau ke sungai,
Kau jijik dengan air sungai?
Tapi kau hobi makan ikan,
Ku kejar layangan, dan kau?
Kau hanya meneriakiku,
Semangat, semangat,
Aku wanita kau lelaki,
Tak ada niat sedikitpun kau menggantikan posisiku?
Kau lari dan ku teriak?
Tidak, itu tidak terjadi pada kita,
Tapi kawan,
Kau seorang lelaki,
Itu mungkin bentuk perngorbananmu,
Atau kau takut denganku?
Salut untuk dirimu kawan,
Seorang lelaki tak wajib untuk berbicara keras terhadap wanita,
Seorang lelaki tak wajib untuk menampakkan kegaharannya,
Setidaknya, kau sudah memahamiku,
Memahami inginku,
Tentunya, semasa kita masih belum punya malu :)

#hanya untaian kata, 4 Juni 2013